Jumat, 08 Januari 2016

Kerangka penelitian Ilmiah - pengaruh metode persediaan terhadap laba pada PT. NGK BUSI



     

PENGARUH METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT LABA PERUSAHAAN
PADA PT. NGK BUSI.

KERANGKA PENULISAN ILMIAH
Diajukan guna memenuhi tugas softskill Bahasa Indonesia 2
Sebagai syarat pemenuhan nilai softskill.


Disusun oleh:

NAMA                 : MUHAMAD
NPM                    : 25213683
JURUSAN           : AKUNTANSI
                             DOSEN               : PIPIT FITRIYAH, SIKOM     




      

FAKULTAS EKONOMI

U N I V E R S I T A S  G U N A D A R M A
JAKARTA
2016
 




BAB I

PENDAHULUAN



1.1       Latar Belakang

Pelaporan persediaan secara akurat penting bagi para pengambil keputusan baik dalam perusahaan maupun para pengambil keputusan diluar perusahaan. Bagi manajemen terutama sangat berkepentingan dengan persoalan seperti memutuskan kapan harus melakukan pemesanan persediaan dan berapa banyak persediaan yang dibeli setiap kali melakukan pemesanan. Hal ini bertujuan agar barang yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan produksi, sehingga tidak akan terjadi kelebihan persediaan dan untuk meminimalkan biaya persediaan.

Persediaan baik pada perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur merupakan unsur yang sangat mempengaruhi laporan keuangan, yaitu pada laporan neraca dan laporan laba-rugi. Oleh karena itu, persediaan yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dibebankan sebagai biaya (Harga Pokok Penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam laporan neraca. sedangkan semua perusahaan menginginkan laba yang optimal. Atas dasar latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai “ Pengaruh Metode Penilaian Persediaan Terhadap Tingkat Laba Perusahaan pada  PT. NGK BUSI”.



1.2        Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, penggunaan metode penilaian persediaan yang tepat akan menentukan besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan. Perusahaan mengharapkan laba yang akan diperoleh merupakan laba yang optimal, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah metode penilaian persediaan apakah agar mencapai laba yang optimal pada PT. NGK BUSI.







1.3        Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu pada penggunaan metode penilaian persediaan dan metode pencatatan persediaannya. Dimana metode penilaian persediaan yang digunakan mengacu pada Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 (revisi 2008) dan UU PPh. No.10 Tahun 1994 pasal 10 ayat 6 yang menyatakan bahwa pihak perusahaan hanya boleh menggunakan salah satu metode antara FIFO atau rata-rata untuk persediaannya. dan sistem pencatatan persediaannya menggunakan sistem perpetual dengan menggunakan kartu persediaan sehingga metode rata-ratanya menggunakan metode rata-rata bergerak.



1.4       Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh metode penilaian persediaan yang tepat agar mencapai laba yang optimal pada PT. NGK BUSI.



1.5        Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

a.       Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran mengenai metode penilaian persediaan dalam mencapai laba yang optimal pada PT. NGK BUSI.

b.      Bagi Peneliti
Dapat membuktikan metode penilaian persediaan yang tepat dalam mencapai laba yang optimal pada PT. NGK BUSI.

c.       Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Dapat memberikan kontribusi dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya.




BAB II

LANDASAN TEORI



2.1       Pengertian Persediaan

Menurut Baridwan (1992;123) persediaan digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang dijual. Persediaan menurut Harnanto (2002;222) adalah meliputi semua barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali dan atau dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan. Menurut Kieso, dkk (2001;444) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses produksi. (Jusup, 2003;99).

Dari beberapa pengertian mengenai persediaan, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan  semua barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang dijual.



2.2       Klasifikasi Persediaan

Di dalam akuntansi penggolongan persediaan sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis usaha perusahaan yang bersangkutan. Dalam sebuah perusahaan dagang, persediaan terdiri dari berbagai macam dan jenis, dimana barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Oleh karena itu, dalam perusahaan dagang hanya dikenal satu klasifikasi persediaan yang disebut dengan persediaan barang dagangan.  Sedangkan pada perusahaan manufaktur berbeda halnya dengan persediaan pada perusahaan dagang, tidak semua persediaan siap untuk dijual.

Oleh karena itu persediaan pada perusahaan manufaktur diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu (Stice, dkk. 2004;654) :

a.Persediaan bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi.

b.Persedian barang dalam proses adalah barang yang terdiri dari bahan-bahan yang telah diproses namun masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dijual.

c.Persediaan barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi



2.3       Metode Pencatatan Persediaan

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan:

a.Metode fisik

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang msih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang, maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.

Kelemahan dari metode ini adalah bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak diikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan.

b.Metode Perpetual

Dalam metode perpetual setiap jenis persediaan dibuat rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan, dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Dibandingkan dengan metode pencatatan fisik, metode ini merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang-barang dalam gudang.



2.4       Metode Penilaian Persediaan

Ada tiga metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan penilaian persediaan:

a.FIFO (First In First Out)

Metode FIFO atau masuk pertama keluar pertama menganggap bahwa barang yang terlebih dahulu dibeli akan dijual terlebih dahulu, dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dahulu dibeli dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dahulu juga.

b.LIFO (Last In First Out)

Metode LIFO atau masuk terakhir keluar pertama menganggap bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual terlebih dahulu, dengan demikian harga perolehan barang yang dibeli paling akhir akan dialokasikan terlebih dahulu sebagai harga pokok pendahuluan.

 c.Metode rata-rata

Metode rata-rata didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual adalah homogen. Metode ini tidak mudah untuk menentukan berapa unit yang harus keluar terakhir, dengan demikian pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas adasar harga perolehan rata-rata. Ada tiga tipe rata-rata yang dapat digunakan:

Contoh :

01 April  : Persediaan Awal            200 unit                 @ Rp.    900               =Rp. 180.000

10 April  : Pembelian                      300 unit                 @ Rp. 1.000              = Rp. 300.000

21 April  : Pembelian                      400 unit                 @ Rp. 1.100              = Rp. 440.000

23 April  : Pembelian                      100 unit                 @ Rp. 1.200              = Rp. 120.000

                            Total                       1.000 unit                 @ Rp. 4.200          = Rp.1.040.000 









  Sistem Periodik

a)   Metode Rata-rata Sederhana

Metode rata-rata sederhana adalah adalah menggunakan nilai rata rata secara sederhana dengan menentukan harga rata-rata per unit berdasarkan frekwensi.

Harga rata-rata perunitnya adalah  4.200/4 = 1.050

Sehingga nilai persediaan total adalah  1.000 * 1.050 = 1.050.000

b)   Metode Rata-Rata Tertimbang

Yaitu penentuan harga rata-rata perunit dengan menghitung kwantitas  barang pada setiap pembelian.  Selanjutnya harga rata-rata diperoleh dengan cara membagi Total pembelian dalam satu perioda akuntansi  dengan  kwantitasnya.

Harga rata-rata perunitnya adalah  1.040.000/1.000 = 1.040

Sehingga nilai persediaan total adalah  1.000 * 1.040 = 1.040.000

Sistem Perpetual

c)   Metode Rata-Rata Bergerak

Penentuan Harga Pokok  dengan cara menjumlahkan harga pembelian dengan nilai persediaan dibagi dengan Jumlah persediaan setelah pembelian

Harga rata – rata per unitnya  1 apr adalah (180.000 + 0) / (200 + 0) = 900

Harga rata – rata per unitnya 10 apr adalah (180.000 + 300.000) / (200 + 300) = 960

Harga rata – rata per unitnya 21 apr adalah (480.000 + 440.000) / (500 + 400) = 1.022

Harga rata – rata per unitnya 23 apr adalah (920.000 + 120.000) / (900 + 100) = 1.040

Sehingga nilai persediaan totalnya adalah  1.000 * 1.040 = 1.040.000



2.5       Pengaruh Metode Penilaian Persediaan

Semua metode penilai persediaan didasarkan atas harga perolehan. Setiap perusahaan bebas untuk memilih salah satu metode penilaian persediaan yang dianggap cocok dan perlu diketahui juga pengaruh dari masing-masing metode yang digunakan.

a.Pengaruh terhadap neraca

Pada metode FIFO harga perolehan persediaan yang ditetapkan pada tanggal neraca akan mendekati saat itu. Berbeda halnya dengan metode LIFO, harga perolehan persediaan pada tanggal neraca didasarkan pada harga perolehan barang yang dibeli lebih awal.

Akibatnya, harga perolehan persediaan tidak mencerminkan keadaan pada tanggal neraca dan aktiva lancar sehingga total aktiva akan dilaporkan lebih rendah dari harga yang berlaku pada tanggal neraca.

b.Pengaruh terhadap laba rugi

Penggunaan metode FIFO pada masa inflasi akan menghasilkan laba bersih yang tinggi. Namun ada yang berpendapat bahwa pemakaian metode FIFO di masa inflasi akan menghasilakan laba semu. Oleh karena itu, penggunaan metode LIFO lebih dianjurkan.

c.Pengaruh terhadap pajak

Perhitungan laba bersih dengan metode LIFO akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan metode FIFO maupun metode rata-rata. Hal tersebut disebabkan karena pada penggunaan metode LIFO laba yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan metode FIFO

Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah untuk menentukan laba rugi periodik yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengan hasil penjualan dalam suatu periode akuntansi dan menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan di dalam neraca.


BAB III

METODE PENELITIAN

                                   

3.1       Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini jenis data yang penulis gunakan adalah data kuantitatif. Sumber data yang penulis gunakan adalah data sekunder, yaitu data-data yang berupa data pembelian dan penjualan produksi  PT. NGK BUSI.




3.2       Teknik Pengumpulan Data


Dalam memperoleh data yang lengkap dan akurat dibutuhkan beberapa cara atau teknik dalam pengumpulan datanya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dokumentasi, yaitu dengan melihat data-data yang berupa data pembelian dan penjualan pada PT. NGK BUSI .


Untuk memperoleh data, penulis terlebih dahulu meminta ijin untuk melakukan penelitian dengan pihak yang bertanggung jawab atas perusahaan, yang diwakili oleh bagian personalia perusahaan. Setelah ijin diberikan langkah selanjutnya adalah mengadakan penelitian atas objek penelitian, yaitu mengenai sejarah dan gambaran umum perusahaan. Selanjutnya penulis mengadakan penelitian pada bagian pembelian dan penjualan , untuk itu penulis menemui bagian pembelian dan penjualan untuk mengetahui beberapa hal. Setelah itu penulis meminta ijin untuk melihat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu data-data yang berhubungan dengan persediaan, khususnya data pembelian dan penjualannya.




3.3       Teknis Analisis Data


Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisa kuantitatif. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah perbandingan antara dua metode penilaian persediaan menurut PSAK No. 14 revisi 2008 dan UU PPh. No.10 Tahun 1994 pasal 10 ayat 6 dengan menggunakan sistem perpetual dalam melakukan pencatatan persediaannya untuk mengetahui jumlah persediaan akhirnya.




a.Metode FIFO (first in first out method)


Barang-barang yang digunakan atau dikeluarkan sesuai dengan urutan pembeliannya. Dengan kata lain barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan.


b.Metode rata-rata bergerak (moving average method)


Biaya rata-rata per unit untuk masing-masing item dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Biaya per unit kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian berikutnya dilakukan dan rata -rata baru dihitung.
Penentuan HPP (harga pokok penjualan) juga perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan laba yang akan diperoleh dari masing-masing metode penilaian persediaan untuk dibandingkan. Laba kotor diperoleh dari penjualan dikurangi HPP dan laba bersih diperoleh dari laba kotor dikurangi beban penjualan.





BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN



4.1       Kesimpulan


Metode yang digunakan dalam penilaian persediaan sebaiknya menggunakan metode FIFO dan metode pencatatan yang dilakukan perusahaan sebaiknya menggunakan metode PERPETUAL. Kami sebagai penulis menilai bahwa dalam metode FIFO harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai urutan terjadinya transaksi  sehingga memudahkan kita untuk mengetahui dan mengecek laporan keungan selain itu laba yang dihasilkan akan lebih besar dan nilai persediaan dinilai menurut harga pokok sekarang sehingga disaat harga barang cenderung naik turun, nilai persediaan akhir akan tetap konsisten seperti awal dan tidak ada kemungkinan terjadinya manipulasi. Selain itu juga memperkecil biaya pemeliharaan gudang, karena persediaan yang dahulu masuk lebih dahulu keluar sehingga produk tidak cepat rusak dan biaya pemeliharaan persediaan lebih murah.


Penggunaan metode FIFO pada masa inflasi akan menghasilkan laba bersih yang tinggi. Namun ada yang berpendapat bahwa pemakaian metode FIFO di masa inflasi akan menghasilakan laba semu. Oleh karena itu, penggunaan metode LIFO lebih dianjurkan karena akan memperkecil laba sehingga pajak yang dibayar perusahaan kecil .




4.2       Saran


Agar lebih baik dari penelitian ini, maka peneliti selanjutnya diharapkan: periode penelitian lebih dari 5 tahun sehingga hasil yang didapat nanti akan lebih signifikan, dan memperluas lingkup pengambilan data dengan memasukkan data primer baik secara langsung ataupun melalui penyebaran kuisioner dengan tujuan untuk menggali faktor-faktor non keuangan yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan dan membandingkannya dengan hasil penelitian.

Selain itu penelitian tentang metode akuntansi persediaan akan lebih baik jika dilakukan hanya pada masa perubahan harga saja. Hal ini agar didapat data perbedaan atau pengaruh yang jelas atas perbedaan metode persediaan. 


DAFTAR PUSTAKA



·         Akuntansi & Manajemen. (2015). “Harga Pokok Penjualan Metode Rata – Rata (Average Methode)” http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/metode-rata-rata-harga-pokok-penjualan-average-method.html (diakses pada 3 januari 2016)

·         Akuntansi Keuangan Lanjut I. (2013). “Persediaan” http://aktkeu.blogspot.co.id/2013/10/persediaan.html (diakses pada 2 januari 2016)

·         Elraihany. (2013). “PSAK 14 – Persediaan” https://elraihany.wordpress.com/2013/06/18/psak-14-persediaan/ (diakses tanggal 1 januari 2016)

·         Expresisastra. (2013). “Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber Yang digunakan” http://expresisastra.blogspot.co.id/2013/12/Cara-Menulis-Daftar-Pustaka-Berdasarkan-Jenis-Sumber-yang-Digunakan.html (diakses pada 4 januari 2016)

·         Hidayat, E. (2014). “analisis pemilihan metode akuntansi persediaan berpengaruh terhadap laporan keuangan pada PT anugrah mandiri waktu kencana” Tugas Mandiri pada Universitas Pamulang: Tidak diterbitkan
·         Jalan Hidup. (2014). “Tugas Kampus - Analisis Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan”. http://anakkacang.blogspot.co.id/2014/12/tugas-kampus-analisis-pemilihan-metode.html (diakses tanggal 2 januari 2016)
·         Lentera Kecil. (2013). “Penulisan Daftar Pustaka Dari Internet” http://lenterakecil.com/penulisan-daftar-pustaka-dari-internet/ (diakses pada 4 januari 2016)
·         Skripsi Ekonomi Akuntansi. (2008), “Analisis Metode Penilaian Persediaan”. http://skripsiekonomi-akuntansi.blogspot.co.id/2008/11/proposal-skripsi-ekonomi-akuntansi.html (diakses tanggal 1 januari 2016)
·         Transformasi. (2013). “PSAK 14 – Persediaan” http://www.transformasi.net/articles/read/154/psak-14-persediaan.html (diakses tanggal 1 januari 2016)
·         Zulidamel. (2009). “Penilaian Persediaan”  https://zulidamel.wordpress.com/2009/02/20/penilaian-persediaan/ (diakses pada 3 januari 2016)
·         Baridwan,Z; 1992, Intermediate Accounting; Yogyakarta: BPFE.
·         Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
·        Earl K. Stice, James D. Stice dan K. Fred Skousen. 2004.  Akuntansi
Intermediate, Edisi Lima Belas, Buku 1, Alih Bahasa oleh Salemba Empat, Salemba  Empat, Jakarta.
·         Kieso, Donald E, Jerry J, Weygant, and Terry D. Warfield, 2001. Intermediate
Accounting, 10th edition, New York; Jhon Wiley and Sons, Inc.
·         Harnanto, 2002. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Salemba Empat,
Yogyakarta, 314.