Kamis, 04 Mei 2017

Pelaporan Keuangan dan Perubahana Harga & Standar Audit dan Akuntansi Global



AKUNTANSI INTERNASIONAL

“Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
&
“Standar Audit dan Akuntansi Global”



DISUSUN OLEH:
·         MUHAMAD                                            (25213683)
·         SITI FARAH HANDAYANI                (28213535)

4EB06

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
 2017



PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

A.    Pengertian Perubahan Harga
Dalam perubahan harga dikenal 2 istilah, yaitu pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik.
1.      Pergerakan harga umum adalah suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
·         Penyebab inflasi :
a)      Kebijakan moneter
b)      Kebijakan fiscal
c)      Biaya pemilihan umum yang terlalu besar
d)     Penyebaran inflasi international

2.      Pergerakan Harga Spesifik , Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang  disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Laju inflasi lokal mempengaruhi kurs valuta asing yang digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestic. Selama periode inflasi, nilai aktifa yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. 

B.     Mengapa Laporan Keuangan Di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajerial, pengukuran yang tidak akurat dapat menimbulkan penyimpangan sebagai berikut:
1)      Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan,
2)      Anggaran yang menjadi dasar pengukuran, dan
3)      Data kinerja yang gagal menahan pengaruh inflasi yang tidak terkendali.

1.      Pendapatan atau Laba yang dibesarkan pada akhirnyadapat menimbulkan masalah masalah sebagai berikut:
a.       Kenaikan pajak yang sebanding,
b.       Permintaan deviden yang lebih banyak dari pemegang saham,
c.        Tuntutan kenaikan gaji karyawan, dan
d.       Kebijakan yang merugikan dari pemerintah tuan rumah (misalkan pajak yang dibebankan atas kelebihan laba)

Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap  perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.

2.      Alasan-alasan untuk mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit, sebagai berikut:
a.    Pengaruh perubahan harga bergantung secara parsial kepada transaksi dan kondisi perusahaan.
b.    Penanganan masalah uang diakibatkan oleh perubahan harga bergantung kepada pemahaman yang akurat terhadap masalah tersebut.
c.     Pernyataan manajer mengenai masalah yang diakibatkan oleh perubahan harga lebih dapat dipercaya jika perusahaan  mengeluarkan informasi keuangan yang membahasa masalah tersebut.

C.     Jenis Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.

1.      Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu,  jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.

2.      Indeks Harga
a.       Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
b.            Suatu indeks harga adalah rasio biaya.

Penggunaan Indeks Harga
1.   Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
2.    Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.

D.    Penyesuaian Biaya Kini
Perbedaan model biaya kini dengan akuntansi konvensional, yaitu:
a.       Aset dinilai pada biaya kininya ketimbang biaya historisnya.
b.       Laba didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan, yaitu jumlah
sumber daya yang dapat didistribusikan perusahaan disuatu periode  (tidak termasuk pertimbangan pajak) sambil tetap mempertahankan kapasitas produksi atau modal fisiknya.

E.     Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Berikut ini kebijakan akuntansinya :
1.      Dasar Penyajian
2.       Komparabilitas
3.      Persediaan
4.       Aset Tetap
5.       Penyusutan
6.      Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
7.      Defisit atas penyajian ulang ekuitas pemegang saham
8.      Laba atau rugi dari posisi moneter




F.      Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa Negara
1.      Amerika Serikat
Perusahaan pelapor disarankan untuk mengungkapkan informasi berikut tiap lima tahun terakhir:
a.      Penjualan bersih dan pendapatan operasional lain
b.       Laba operasional berkelanjutan berdasarkan biaya-kini
c.        Daya beli laba atau rugi (moneter) atas pos-pos moneter bersih
d.       Peningkatan atau penurunan biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih rendah
e.        Semua penyesuaian translasi gabungan mata uang asing, berdasarkan biaya-kini
f.        Aset bersih di akhir tahun berdasarkan biaya-kini
g.        Pendapatan per saham
h.       Dividen per saham dari saham biasa
i.         Harga pasar per saham dari saham biasa
j.         Harga pasar per saham dari saham biasa di akhir tahun
k.       Tingkat Indeks Harga Konsumen (CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari
 operasional berkelanjutan

2.      Inggris
Standar Inggris memberikan tiga pilihan dalam pelaporan:
a.       Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan dasar dengan dilengkapi akun-akun biaya historis.
b.       Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan dasar dengan dilengkapi akun-akun biaya kini.
c.       Menyajikan akun-akun biaya kini saja dengan dilengkapi akun-akun biaya historis seperlunya
.
3.      Brasil
Pelaporan akuntansi inflasi yang dianjurkan di Brazil, yaitu sesuai:
a.       Undang-Undang Perusahaan Brasil, dan
b.       Komisi Sekuritas dan Bursa Brasil

G.    International  Accounting Standard Boards (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasi tidak bermanfaat. Laba atau rugi daya beli terkait posisi kewajiban atau aset moneter bersih harus dimasukkan ke dalam laba bersih. Perusahaan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1.      Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukur telah dilakukan.
2.      Model penilaian aset yang digunakan dalam pelaporan utama (yaitu penilaian historis atau biaya kini)
3.     Identitas dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selama tahun pelaporan.
4.      Laba-rugi moneter bersih tahun berjalan.



STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL

A.    Survei Konvergensi Internasional
1.      Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
a.       Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akandikurangi.
b.      investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi.Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
c.       Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusanmengenai merger dan akuisisi area usaha.
d.      Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
e.       Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkandalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.

Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.

2.      Harmonisasi Internasional
“Harmonisasi” merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
  1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
  2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
  3. Standar audit

Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
  1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
  2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
  3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
  4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

3.      Kritik Atas Standar Internasional
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi suatu standar internasional juga menimbulkan kritik. Kritik tersebut antara lain :
a.        Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional terlalu sederhana untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras bahwa kemampuan untukberadaptasi terhadap situasi – situasi yang sangat berbeda merupakan nilai terpenting dari akuntansi. Para kritikus ragu jika standar international dapat cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan latar belakang, tradisi dan lingkungan ekonomi disetiap negara.
b.      Anggapan bahwa ketika institusi keuangan international dan pasar international bersikeras menggunakan standar internasional, hanya firma-firma akuntansi internasional luaslah yang akan mampu memenuhi tuntutannya.
c.       Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar internasional akan menciptakan ‘standar overload’.
d.      Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar akuntabilitas publik.

4.      Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
a.       Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
b.      Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.

5.      Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin internasional.

B.   Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
o    1959  : Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
o    1961  : Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.
o    1966  : Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
o    1973  : Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
o    1976  : Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
o    1977  : Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
o    1977  : Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
o    1978  : Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
o    1981  : IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
o    1984  : Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
o    1987  : Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
o    1989  : IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
o    1995  : Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
o    1995  : Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
o    1996  : Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
o    1998  : IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.
o    1999  : Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
o    2000  : IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
o    2001  : Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya  pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
o    2001  : Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1 April.  Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
o    2002  : Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
o    2002  : IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
o    2003  : Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan IFRS.
o    2003  : IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.


C.    Ikhtisar Organisasi Besar Internasional Yang Mendukung Konvergensi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
  1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)
  2. Komisi Uni Eropa (EU)
  3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
  4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
  5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
  6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OEDC Working Group)

International Accounting Standars Board
Interntional Accounting Standars Board (IASB), yang tadinya bernama ISAC merupakan badan penetapan standar independen untuk sektor pribadi yang didirikan pada 1973 oleh organisasi akuntansi profesional di 9 negara dan di rekstrukturasi di tahun 2001.
Tujuan IASB adalah :
1.      Mengembangkan, untuk kepentingan publik, seperagkat standar akuntansi dunia berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparan dan sebanding mengenai laporan.
2.      Memajukan penggunaan dana dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
3.      Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan diatas.
4.      Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi disetiap negara serta Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional.

 Struktur IASB yang Baru
1.      Dewan Pengurus
2.      Badan pengurus IASB
3.      Dewan Penasihat Standar
4.      International Financial Reporting Interpretations Commitee (IFRIC)

 Uni Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk tujuan ini, Eropa telah memperkenalkan instruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk :
1.      Meningkatkan modal untuk basis Uni Eropa
2.      Menetpkan kerangka hukum bersama dalam pasar sekuritas dan
3.      Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan – perusahaan yang terdaftar

Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions-IOSCO) terdiri atas regulator sekuritas yang berasal lebih dari 100 negara. IOSCO bertujuan untuk :
1.      Bekerja sama bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien dan baik.
2.      Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestik.
3.      Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
4.      Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan dan standar akuntansi internasional untuk memfasilitasi kemampuan perusahaan meningkatkan modal secara efisien di pasar sekuritas dunia. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses dimana penerbit efek kelas dunia dapat menambah modal dengan cara paling efektif dan efisien disemua pasar modal dimana tuntutan investor tidak terjawab. IOSCO bekerja sama dengan IASB dan salah satu kegiatannya adalah menyediakan input terhadap proyek IASB.

 Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 160 organisasi anggota di 120 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah memperkuat profesi akuntansi diseluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar profesional berkualitas tinggi dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan.
Dewan IFAC memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Dewan ini terdiri dari para individu yang berasal dari masing – masing negara anggotanya. Dewan memilih badan pengurus IFAC yang akan mengemban tanggung jawab terhadap penyusunan kebijakan dan menjadi pengawas operasional IFAC, pelaksanaan program-program, dan pekerjaan komite serta kelompok penyusunan standar IFAC.

Kelompok Kerja Antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pakar dalam Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Cita-citanya adalah memajukan transparasi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum, begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan yang mengalami transisi ekonomi. Dalam pencapaian cita-citanya, ISAR melalui proses penelitan terintegrasi, pembanguna konsesus antar pemerintahan, penyebaran informasi dan kerja sama teknis. IAR merupakan pendukung awal pelaporan lingkungan dan prakarsa terkini difokuskan terhadap penguasaan dan akuntansi badan hukum oleh perusahaan kecil dan menengah.

 Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perkeonomian pasar (sebagian besar negara industri). Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industry maju yang lebih besar, OECD sering menjadi penyeimbang bagi badan lainnya (seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang telah membangun kecenderungan untuk melakukan tindakan kontradiktif dengan keinginan anggotanya.

D.    Manajemen Informasi dan Hiperinflasi
Suatu kebiasaan pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan memperumit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam daya beli uang, atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata uang.

E.     Masalah Pengendalian Keungan
Sebuah pertanyaan mengenai system pendukung strategi dan informasi telah diputuskan, perhatian akan bergeser kepada bidang yang sama pentingnya yaitu pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya, khususnya karena memungkinkan para manajer keuangan utuk :
a.       Mengiplementasikan strategi keuangan global sebuah MNE
b.      Mengevaluasi sejauh mana strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan
c.       Memberikan motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin
System pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien, system pengendalian keuangan merupakan system pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui : (1) komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi, (2) memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3) mengawasi kinerja, dan 94) mengkomunikasikan penyimpangan antara kinerja actual dan renacan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab

F.     Peneteapan Biaya Strategis
Dalam mengendalikan biaya pada tahapaan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia menggunakan standar system pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar biaya produksi daris ebuh produk sebagai dasar harga penjualan yang masuk akal. Biaya produksi sebenarnya kemudian dibandingkan dengan biaya yang diperkirakan. Perbedaan hasil antara biasa standard dan sebenernya diuji sebagai sebuah dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi atau pendapatan. Proses ini bias disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga

G.    Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri
Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari system pengendalian yang efektif. System evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk :
1.      Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada
2.      Menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan
3.      Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif
4.      Mengevaluasi kinerja manajemen
5.      Memastikan perilaku manajemen konsistensi dengan prioritas startegi

H.    STANDAR PERFORMA
Sebuah perusahaan mungkin memiliki standar tertentu, seperti ROI minimum yang diperlukan, dimana ini diterapkan pada cadangan individual dan aliran produk; atau menyusun level ROI berbeda atau standar lainnya untuk cadangan lainnya atau aliran produk. Semua standar ini mungkin disatukan ke dalam anggaran dan kemudian bisa dibandingkan dengan hasilnya.performa juga bisa diukur setiap saat.performa masa lampau biasanya signifikan dalam mengembangkan anggaran di periode berikutnya. Pada akhirnya, perusahaan bisa membandingkan performa usaha luar negri mereka sendiri dengan pesaingnya atau membandingkan unit mereka satu dengan yang lainnya.
Membandingkan performa unit usaha luar negeri terhadap semua pesaing mereka mungkin sangat berguna. Sebagai contoh, ketika pesaingnya adalah perusahaan lokal, masalah ketersediaan dan kecukupan data mungkin sangat penting, khususnya jika pesaingnya adalah pihak swasta. Ketika data tersedia, perbandingan mungkin akan sulit. Kebijakan harga transfer dan prinsip akuntansi pesaing mustahil untuk bisa ditentukan. Perbandingan silang menyatukan semua permasalahan ini. Membandingkan cabang perusahaan dengan unit lain dari perusahaan induk, baik di dalam maupun di luar negeri, harus dilakukan dengan penuh perhatian, karena pertanyaan mengenai komparabilitas muncul kembali perbedaan dalam objektif cabang perusahaan secara otomatis akan membiaskan perbandingan performa kecuali dihitung secara langsung. Jika objektif perusahaan sama, perbedaan dalam risiko negara harus diperhatikan, jika risiko yang lebih tinggi diganti dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, maka sangat masuk akal untuk mengharapkan adanya keuntungan dari usaha di negara yang lebih berisiko. Saat ini, akan tetapi, tidak ada satupun yang menyetujui formula landasan bagaimana untuk menyatukan Negara bereiko pada penilaian performa.

Referensi:

Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.